Jumpa lagi Minangholic! Kali ini kita akan membahas tentang
Rumah Gadang. Pasti sudah tau kan? Yup,
Rumah Gadang adalah rumah tradisional Minangkabau. Arsitekturnya yang unik membuat
Rumah Gadang tak lepas dari ingatan
Minangholic, ya kan? Eh, tapi kalian tau nggak sih sejarah
Rumah Gadang? Well then, let's check it out!
 |
Istano Basa Pagaruyuang |
|
Menurut yang dilansir
Wikipedia,
Rumah Gadang atau
Rumah Godang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah adat ini memiliki keunikan bentuk arsitektur dengan bentuk puncak atapnya runcing yang menyerupai tanduk kerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan sampai puluhan tahun, namun belakangan atap rumah ini banyak berganti dengan atap seng. Proses pendiriannya juga nggak mudah guys. Tiang utama dari Rumah Gadang, disebut
Tonggak Tuo, diambil dari hutan secara gotong-royong. Kayu yang biasa digunakan adalah kayu pohon juha, dan berdiameter kurang lebih 50cm.
Rumah Gadang hanya dihuni oleh anggota kaum perempuan. Hal ini karena sistim kebudayaan Minangkabau yang Materialistis. Pemuda-pemuda kaum yang belum menikah biasanya tinggal di Surau atau merantau. Tiap-tiap kamar di Rumah Gadang dihuni oleh sebuah keluarga. Perempuan tua beserta perempuan yang masih remaja memiliki kamar di dekat dapur.
Arsitektur Rumah Gadang yang berbentuk seperti lancip-lancip runcing terinspirasi dari tanduk kerbau. Banyak bangunan modern saat ini yang "meniru" desain Rumah Gadang. Misalnya
Masjid Raya Sumatera Barat, Istana Nurul Iman di
Brunei Darussalam, dan
The House of the Five Senses di
Belanda.